Thursday, July 25, 2013

Just Need One Shocking


                Sebagai manusia kita kadang sok tahu takdir Tuhan; menebak-nebak arti mimpi, firasat, atau pertanda lain. Terlepas dari terkadang ada benarnya terkadang tidak, masa depan yang jadi misteri itu memang bagi sebagian orang bikin penasaran. Kepo pengin tahu banget kejadian besok, lusa, minggu depan, tahun depan, bahkan akhir dunia. Saking keponya tak jarang ada yang minta bantuan dukun, cenayang, paranormal atau paratidaknormal (terkadang ada dukun yang lebih mirip orang gila, haha).
                Ada orang yang percaya ramalan tarrot, firasat (baik itu dari mimpi, atau kejadian-kejadian tidak lazim, yang menurut film Rectoverso mah pertanda itu ada karena manusia adalah bagian dari alam, pertanda-pertanda itu bentuk komunikasi alami, yang semakin jarang disadari oleh manusia yang sekarang lupa untuk mendengarkan itu) dan lain sebagainya.
                Aku sendiri termasuk orang yang penasaran tentang masa depan tapi tak mau pasrah pada ramalan siapapun atau apapun. Bukankah yang merubah takdir itu adalah kita sendiri awalnya? Kalau sedari awal kita percaya takdir kita seperti itu, bisa jadi seperti itulah akhirnya takdir kita. Padahal bisa saja kemungkinan lain yang terjadi.
                Ehm, percaya gak prolog sepanjang itu hanya untuk menceritakan kejadian ketika aku bersin? Dan apa untungnya bersin itu kuceritakan?

                OK, OK, sebelum kalian muak dan mulai tak tahan untuk meninggalkan postingan ini aku langsung ceritakan saja.
                Suatu pagi yang tenang saat semangat sekali mempersiapkan diri untuk menghadapi hari baru (berdasarkan kalender pendidikan) aku merasakan sendiri bahwa ketika Tuhan ingin melaksanakan kehendaknya tak butuh aba-aba atau peringatan apapun (meski kadang ada orang yang bilang pasti ada pertanda).
                Huatsyii…………………………..hhh!!
                Aku bersin sekencang-kencangnya, tak pernah aku bersin sedahsyat itu sampai bikin seluruh tubuh merinding dan mengejang.
                Mengejang?
                O’ow! Ada yang salah. Pinggangku… ada apa degan pinggangku? Kaku..
                Padahal aku sedang bersiap-siap untuk ke sekolah, padahal tinggal satu setengah jam lagi masuk jam pertama. OK, aku mulai meredakan kepanikan, tertatih aku menggapai tempat tidur, susah payah aku merebahkan tubuh ke tempat tidur karena pinggang dan punggung yang kaku. Segera kucari-cari balsem otot, kupijit-pijit sebisa-bisanya. Oh, Tuhan. Masa gara-gara bersin bisa jadi kaya gini?
                Aku berusaha bangun untuk mengecek apakah kondisi sudah semakin baik. Tapi seperti ditusuk jarum pinggangku mengejang dan membuatku makin merinding. Segera kurasakan tubuhku jadi panas dan nafas jadi sesak. Baiklah, aku harus mengistirahatkan tubuhku dulu satu atau dua jam.
                Tak sadar aku pun tertidur dalam kondisi tengkurap. Karena untuk membalikan badan saja rasanya seperti sebuah pekerjaan yang sangat berat. Dalam tidur itu aku bermimpi, lebih tepatnya aku terbayang kejadian kemarin, ketika tanpa tedeng aling-aling aku ditabrak seseorang dari belakang ketika sedang mengendarai motor. Aku bangun dengan pertanyaan apakah itu sebenarnya firasat untuk kejadian ini? Pikiran yang akhirnya sekarang membuatku hanya bisa tertawa. Tersadar, satu untuk aku terlalu terpengauh film Rectoverso, kedua kejadian sakit mendadak itu tidak separah yang kubayangkan akhirnya (hanya terbaring kaku selama satu hari, hanya?).
                Besoknya, sambil mengumpat dan merabai punggung di kelas yang kepanasan pengaruh balsam otot campur keringat (pernah ngerasain?) aku hanya bisa tersenyum. Satu senyum syukur kedua senyum beruntung. Ha, apa bedanya?
                Saat akhirnya malam setelah kejadian dipijit, si tukang pijit bilang katanya hanya keseleo urat kecil. Aku bersyukur, untung hanya urat kecil, coba kalu urat yang gede? Urat kecil aja segitu dahsyat efeknya, sampe merubah susunan urat yang lain (sampe diurut seluruh tubuh, dibenerin tata letak uratnya, haha) apalagi yang gede? Jadi mikir juga, itu semua hanya disebabkan oleh bersin?
                Beruntung, karena jadi berpikir tetang teori kebetulan, bahwa di dunia ini tidak ada yang kebetulan aku setuju, satu kejadian kecil bisa menyebabkan kejadian lain. Kuingat-ingat beberapa minggu ke belakang kerjaanku menyusuri kampung pelosok dengan kondisi jalan yang parah, sering memikul ransel yang berat, tidur jarang, makan seenaknya, jarang olahraga. Berarti, itu bukan karena bersin. Bersin akhirnya hanya menjadi sebab lainnya sakitku itu, bukan satu-satunya sebab.
                Beruntung, karena aku berpikir Tuhan memperlakukanku dengan cara spesial. Setelah bisul, sakit yang ini juga termasuk penyakit langka dan gak gaul kalau menurut teman-temanku. Haha. Karena secara fisik keseluruhan aku seperti orang sehat, tapi gak bisa bebas bergerak.
                Beruntung, karena aku kembali mendapat pelajaran bahwa Tuhan pasti akan selalu memberikan apa yang kita butuhkan bukan (harus selalu) yang kita inginkan. Cobaan seperti ini setelah dipikir-pikir aku butuhkan untuk menata ritme hidupku secara lebih teratur dan sehat.
                Jadi, kembali ke masalah firasat dan pertanda, daripada pusing-pusing membayangkan tentang hal itu mending menjalani hidup dengan ikhlas dan bahagia karena seusungguhnya Tuhan itu Maha Pengertian. Yang harus kita lakukan bukan meminta, tapi mengerti apa definisi pengertian itu.
                Mudah-mudahan pelajaran ini akan selalu membekas, tidak harus menunggu peringatan lain. Ngeri ngebayanginnya, he. Gitu, aja deh. Daripada lama-lama kaya orang ceramah. :)
                Ditulis bukan dengan maksud menggurui, hanya mencoba mengisi waktu yang terasa panjang ketika tidak bisa bergerak bebas tetapi tetap mencoba berpikri positif. :)


Image by : http://cdn.cultofandroid.com/wp-content/uploads/2012/04/shock.jpg

No comments:

Post a Comment