Wednesday, September 4, 2013

Tema 1 : Tiba-Tiba Cinta Datang Kepadaku

Beku
           Kyaaa! Kapan sih di kota ini bisa serba cepat? Sekalinya gak macet malah susah banget dapetin angkutan umum. Mana satu jam lagi masuk kerja, padahal masih harus dua kali lagi naik angkutan umum.
            Aku masih ngedumel dalam hati ketika seorang perempuan melangkah dengan anggun dari dalam busway dari arah barusan aku turun juga. Aku tak terlalu memperhatikan, tidak tertarik. Jam tangan dan pintu halte busway sebelah kiri lebih seksi untuk kupletoptin saat ini. Kuraba HP, berharap ada SMS atau apalah sekedar penghilang setress, sial, disaat dibutuhkan tak ada satupun. Kulirik bukuku, tapi baru saja membaca satu kalimat teringat wajah bos yang akan murka apabila aku terlambat.  Damn!

            Dan seperti mendapat durian runtuh ketika kulihat sebuah busway merapat dengan menyebutkan tujuan yang kudamba-damba. Tanpa tedeng aling-aling kurampas buku yang sempat ku jatuhkan karena terkejut saking senangnya tadi, saat seseorang tiba-tiba menghambat langkahku. Perempuan tadi.
            “Eh, maaf”
            Aku masih tak berselera berbasa-basi, segera kuambil lagi bukuku yang lagi-lagi jatuh, berderap cepat ke arah pintu masuk busway, dan tak kusangka si perempuan itu mengikutiku. Ah, kebenaran saja tujuan kami sama, pikirku. Di dalam busway aku mencari tempat paling ujung, perjalanan masih jauh. Aneh si perempuan tadi seolah ingin menghampiriku tapi urung karena tempatku berdiri saat ini penuh dengan kerumunan laki-laki.
            Aku hampir bersorak gembira, ketika busway akan merapat di stasiun akhir aku menyaksikan angkutan umum lanjutan yang akan berangkat, berarti aku tak usah menunggu lama. Segera ku loncat dari halte busway. Dan Gosh! Ada apa dengan perempuan itu, dia masih mengikutiku.
            Aku pun berjalan makin cepat, dia mengejar, aku masuk angkot, dia menahan sopir menekan pedal gas. Pikiran gilaku berkhayal kalau tiba-tiba si perempuan itu berubah jadi agen CIA lalu menodongkan pistol ke arahku dan menyuruku ikut bersamanya entah karena kasus apa.
            Aku menunggu dengan berdebar. Dan setengah terbata, si perempuan itu berkata.
            “Maaf, buku yang mas bawa itu, itu punya saya, yang punya mas yang ini, ketukar”
            Aku bengong, bukan karena fakta yang menggelikan tadi, tapi entah karena apa, senyumnya yang baru kali itu kusimak dengan cermat bernyanyi di hatiku.
            Sebuah pesan singkat masuk ke HP ku.
            “Kamu hari ini tukar shift ke shift malam ya”
            Di situasi lain, mungkin aku akan mangkel setengah mati mendengar kabar mendadak pertukaran shift padahal aku sudah setengah mati untuk datang tepat waktu. Tapi God, perasaan berdesir ini, membuat kabar itu seperti angin surga yang tanpa sengaja menerpa tubuhku, wangi, lemut dan merdu.

No comments:

Post a Comment