Monday, December 3, 2012

Sampah



                Ada yang pernah berpikir gak kalau saja di dunia ini tidak ada benda yang bernama sampah? Mungkin bagi sebagian orang pertanyaan ini terkesan mengada-ngada atau anti-kemapanan (haha pengandaian yang aneh ya?)
                Kembali ke topik, maksudku jika pertanyaan itu ditanggapi serius dan jawabnnya; iya, bukan tidak mungkin jika di dunia ini tidak ada benda yang bernama, sampah! (eh, maaf seharusnya gak pake koma dan tanda seru :D).
                Karena menurut abang Wiki, pengertian sampah itu adalah materialsisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampahdidefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidakada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah danselama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupanmanusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurutjenis-jenisnya.
                Nah, tuh kan, jadi sebenarnya memang awalnya di dunia ini tidak ada yang namanya sampah, segala sesuatu di dunia ini kan ada manfaatnya (seperti firman Allah : "…Ya Tuhan kami, tiadalah Engkaumenciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami darisiksa neraka. QS. Ali Imran: 191), hanya berubah bentuk dan kegunaannya saja seperti konsep kekekalan energi yang tidak pernah musnah tapi hanya berubah bentuk.
                Apa?
                Ada yang mau interupsi?
                Silahkan, silahkan…
                Aha? Aha? Aha?
                Ooh… IC.
                Jadi tadi ada yang bertanya kenapa saya tiba-tiba membahas sampah?
                Ya, berawal dari sebuah renungan saat memandangi pemandangan Jakarta, mengutip tagline Paradiso; Indonesia itu Indah Kawan !, saya ubah jadi Jakarta itu Indah Kawan ! Cuman, mengutip kalimat Iwan Setiawan penulis 9 Summers 10 Autumns  kurang lebih kalimatnya seperti ini; pertama kali melihat Jakarta aku mencintainya, kemudian membencinya, lalu mencintainya lagi dan membencinya lagi, dan begitu seterusnya.
                Kurang lebih karena memang pada dasarnya view Indonesia itu indah kawan (termasuk Ibukota kita), hanya karena banyak  sampah  dimana-mana jadi mengurangi keindahannya.
                Kenapa saya jadi terlihat begitu senewen menyikapi masalah sampah ini?
Karena saya yakin siapapun di dunia ini yang menyukai keindahan pasti tak menyukai adanya sampah yang berserakan di jalanan, mengotori sungai, menumpuk di sudut gedung, membuat aroma tak sedap di sekitar rumah, dll.
Karena saya yakin siapapun paham dampak sampah itu banyak, dari yang besar sampai yang sangat besar. Yang tak perlu saya sebutkan satu-persatu yang sebenarnya saling berkesinambungan, saling bersinergi, saling berkomplot membuat kekacauan dimuka bumi. :D
                So, apa inti tulisan ini?
                Sebenarnya sudah banyak orang yang sudah berbuat banyak terkait masalah sampah, yaitu dengan menerapkan konsep go green;  membuang sampah pada tempatnya, mengolahsampah menjadi berkah, mempergunakan barang yang rendah emisi atau bahan buangan yang susah diurai, dll.
                Saya hanya ingin menambahkan, jika sejak awal kita merubah paradigma kita tentang sampah, bahwa segala sesuatu itu tidak akan menjadi sampah, hanya beda pengunaan dan cara penempatan, mungkin kita akan lebih bersemangat untuk menempatkan benda-benda itu pada tempatnya atau merubah bentuknya ke dalam bentuk lain daripada membuat benda lain berubah fungsi (terlihat sama gak dengan kalimat membuang sampah pada tempatnya atau membakarnya daripada mengotori dan merusak benda lain?).
                Ini hanya hipotesa, tidak usah dipikir sampai mendalam J Intinya sih hanya ingin (sangat ingin) melihat Indonesia lebih bersih. Bisa gak ya?
                Bisa gak ya saya mulai menerapkannya dari sekarang?

                Dari yang kecil?
                Tetap konsisten saat berhasil mengajak orang ikut melaksanakan misi ini?
                Karena pelakunya kan kita, obejknya juga kita. Jadi kalau ingin merasa hidup ini lebih baik ya kita sendiri yang harus menciptakannya.
                Mudah-mudahan saya gak hanya asal ngomong!
                :D
                 
Photo: dok. pribadi

No comments:

Post a Comment