Thursday, December 20, 2012

Perempuan; Berhentilah Emansipasi !



Suatu sore di halte busway aku terburu untuk segera masuk antrian demi bisa naik sebuah armada busway yang sudah terlihat di kejauhan.
“Mas, mas, antrian pria di sebelah sana!” seorang perempuan menegurku. Dan aku malah bengong  alih-alih bilang terimakasih karena sudah mengingatkankanku, pertama untuk betapa pelupanya aku bahwa sudah lama menjadi aturan bahwa tempat duduk busway di bagian depan adalah tempat duduk perempuan. Kedua, di antrian belakang ‘khusus lelaki’ itu banyak perempuan juga yang sedang mengantri. Kenapa tidak ada yang mengingatkan mereka untuk mengantri di jalur yang benar?
Beberapa hari kemudian, aku dengan santai kembali sedang antri naik busway, kali ini ‘di jalur yang benar’. Aku tenang saja menunggu meskipun sudah sepuluh menit busway yang kutunggui tak juga datang, karena hari itu cuaca lumayan adem, dan aku sedang memgang buku lucu yang baru saja ku beli. Tiba-tiba saja di sebelahku muncul seorang perempuan yang dengan cueknya antri di antrian ‘khusus pria’.
Aku dengan sopan mengingatkan “Mbak, antrian peremuan di sebelah sana”.
Dengan cuek perempuan itu menjawab “Gak apa-apa, saya pengennya ngantri disini”.
Hadegh!
What the *** !
Gimana jadinya coba kalau aku kemarin yang bilang gitu pas waktu ditegur, yang ada perempuan yang negur aku itu pasti nyolot.
AKu masih termenung saat aku menaiki busway dan seketika mataku menangkap tulisan “Antrian Khusus Wanita. Saatnya Wanita Menjadi yang Utama”, di bagian pembatas tempat duduk khusus perempuan eh wanita itu dengan embel-embel sebuah nama  merk suatu produk dan nama surat kabar ternama nasional sebagai sponsor.
Sebetulnya bukan  baru kali itu aku melihat tulisan itu. Tapi  tulisan itu mengingatkanku akan hal lain. Suatu saat aku tertawa dalam hati (bisa dibayangkan?) saat seorang bapak-bapak bengong melihat kereta KRL melintas dengan tulisan “Kereta Khusus Perempuan” di salah satu gerbongnya. Sepintas tulisan itu seolah-olah mengesankan bahwa seluruh penumpang itu hanya dihuni perempuan seperti yang digumamkan bapak-bapak yang tadi ku bilang bikin aku ketawa dalam hati).
Jadi apa maksudnya?
OK readers, sebelumnya aku mohon maaf jika judul tulisanku terkesan provokatif. Tak kurang tak lebih, dalam rangka hari ibu ini aku hanya ingin membuat tulisan tentang perempuan. Tapi terlalu berat kalau dari kaca mata agama atau kacamata aktivis feminisme, jadi mending aku pake kacamata tiga dimensi saja. I mean, aku hanya ingin mengungkapkan apa yang kutangkap, kucerna dan kujadikan hipotesa.
Jadi, bahwa sejauh ini yang namanya kesetaraan gender bukan hal yang asing lagi bukan? Lalu kenapa masih saja dimana-mana tema itu digaung-gaungkan seolah-olah perempuan selalu dalam keadaan tertindas.
                Perempuan jadi pemimpin sudah jamak, kenapa masih saja perempuan memerlukan ‘ruang khusus’ seolah-olah perempuan itu makhluk spesial yang susah dipahami.
Dan sepertinya harus sampai disini dulu kicauanku kawan, aku menunggu komentar all readers terutama kaum yang sedang kita bicarakan ini) untuk bisa melanjutkan hipotesaku sabelum sampai pada kesimpulan.
                OK readers, I wait u’r comments…
to be continued..

Photo: dok. pribadi



                                                                                                                                                     

9 comments:

  1. perempuan teruslah beremansipasi! :p

    ReplyDelete
  2. Gw bingung mao komentar apaan,, heuheu

    ReplyDelete
  3. karena emansipasi yang aku fahami adalah, 'keluar dari rumah' tanpa meninggalkan 'pekerjaan rumah', dan 'berbuat' sesuatu 'di luar rumah'..

    ReplyDelete
  4. bukan emansipasi yang jadi masalah, toh kalian sudah mengklaim wanita sebagai mahluk 'sulit', yah jangan membuat hidup kami tambah sulit :) Anggap saja wanita yang rela mengantri di antrian laki2 sudah paham akan konsekuensinya, dan begitupun dengan pria yg mengantri di antrian wanita, sudah siap menahan mata dan tanggannya untuk tidak usil melecehkan kami.

    Pelecehan di busway mungkin terdengar sepele, hanya di colek, hanya di remas. Tapi efeknya bisa berbulan2, bahkan bertahun-tahun :) Lebih mengenaskan apabila sudah dilecehkan lalu menjadi tontonan orang2 yg sama sekali tidak membantu. kasihan yah kami :(

    ReplyDelete
  5. Salam : ayo dong keluarin opini anda pak profesor, anda kan ahli dalam bidang beginian :P

    ReplyDelete
  6. Taco : Sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas komentarnya. Terutama karena komentar Anda sangat mengena. Saya sangat sepakat bahwa perempuan tak perlu gembar-gembor tentang konsep emansipasi, karena mau disama2in kaya gimana juga perempuan tetapa beda fitrahnya dg laki2. Yang terpenting tadi itu, bagaimana caranya seorang perempuan bisa menempatkan dirinya sbg seorang perempuan, tanpa harus merasa dibatasi, melainkan dg mengacu pd norma2 yg ada.

    PS : Saya harap perempuan dg pemikiran seperti Anda tak cuma satu :)

    ReplyDelete