Tuesday, November 20, 2012

Mirip #1


Kalo dipikir-pikir, dengan jumlah manusia yang miliaran di dunia ini, yang tersebar di semua benua, meski terbagi ke dalam berbagai ras, dan ada yang terlahir dari blasteran atau murni campuran (he, sama aja ya dengan blasteran) maksudnya berdarah murni rasnya, dan.. aku mulai gak ngerti mau nulis apa.. :D
Intinya maksudku dengan jumlah manusia yang miliaran itu, jadi wajar dong jika banyak di antara kita yang mirip! Kenapa ya? Padahal Tuhan kan Maha Kuasa dan Maha Kreatif?
Hmm, sebelum lanjut memikirkan hal itu, akau punya cerita nih;
Waktu itu aku sedang terkantuk-kantuk di metromini jurusan Kelapa Gading-Senen. Jalanan sudah mulai lancar karena jam pulang kantor sudah lewat beberapa saat yang lalu. Kuping kananku terpasang headset yang memperdengarkan suara kocak penyiar Radio Prambors, tapi kerja seharian ditambah kurang tidur semalamnya membuatku tak kuasa menahan kepala untuk tidak tersender pasrah pada senderan kursi metromini.
“Senen.. Senen… Senen!” Set dah, suara kenceng si kondektur bikin ku bangun, kirain dah nyampe Senen, tahunya lagi nyari penumpang. Pas ku mau tidur-tidur ayam lagi, dari sudut mataku aku melihat sesosok, eh, seseorang yang sedang berjalan di pinggir jalan yang karena melihatnya aku jadi tersenyum. Ah, suda lama aku tidak bertemu orang itu. Gak apa-apa lah walopun bertemu secara berpapasan seperti ini. Aku sudah hendak membuka mulut untuk memanggilnya, tapi saat metromini semakin mendekat ke arahnya, aku baru sadar kalo dia hanya mirip dengan orang yang aku maksud!
Haduh, untung belum keceplosan manggil.
Aku kembali terlena dalam tidur-tidur ayamku. Saat suara ketukan di langit-langit metromini kembali membangunkanku. Kode penumpang mau turun, tidak terlalu keras sih suaranya, cuman si kondektur ikut-ikutan memukul pintu metromini untuk memberi kode kepada sang sopir agar segera menepi.
Dan saat itulah, aku melihat sesorang yang lagi-lagi benar-benar mirip, eh apa ini benar-benar dia ya, aku panggil aja ya? Tapi..
Metromini makin mendekat kearahnya, cara jalannya, proporsi tubuhnya, ya ampun ternyata dia cuman seseorang yang (cuma) benar-benar mirip temanku!
Aku menyeka keringat yang mengucur di keningku. Satu karena Jakarta memang gerah, dua karena aku masih tak habis pikir.
Ya sudahlah, aku kembali pada tidur-tidur ayamku.
Melirik jam tangan, memmbesarkan volume radio, tertawa sebentar mendengar celotehan penyiar, dan kini perhatianku tertumbuk ke jalan raya, setelah melewati jalur kereta api ada yang menarik lagi. Oh Tuhan, itu gak mungkin kakak perempuanku kan? Pakaiannya, cara berjalnnya, rambut pendek tomboynya, kacamatanya… bisa saja kan dia benar-benar kakak perempuanku? Tapi beberapa saat yang lalu aku baru saja smsan dengannya dan jelas-jelas dia tidak sedang di Jakarta. Lagi pula ngapain dia malam-malam jalan sendirian di jalanan Jakarta.
“Senen abis, Senen abis, Senen abis!” Si kondektur memberikan informasi kalo Senen sudah abis, eh maksudnya sudah sampai di Senen. Tapi pikiranku belum habis. Kenapa aku hari ini melihat orang-orang yang begitu mirip dengan orang yang ku kenal?
Sebenarnya bukan kali ini saja. Cuman ini kejadiannya tiga kali berturut-turut.  Kita memang selalu dibuat heran kalo melihat orang yang mirip dengan orang yang kita kenal, atau bahkan kita sendiri yang dibilang mirip. Aku pun pernah bahkan sering dibilang mirip siapalah. Bahkan pernah dikejar-kejar orang karena dikira temennya, ternyata cuma mirip katanya!
Ya, soal mirip, menurutku adalah sisi lain kehidupan yang unik.
Sekali lagi pertanyaannya kenapa Tuhan melakukannya? Ini jelas bukan karena Tuhan kehabisan daya kreatifnya kan? Justru mungkin karena Tuhan Maha Kreatif, maka Dia menciptakan teka-teki di setiap ciptaannya. Dan tugas kita adalah mencari tahu jawaban dari teka-teki itu.
Wallahu a’lam.


Photo: dok. pribadi

No comments:

Post a Comment