Kalo dipikir-pikir, dengan jumlah manusia yang miliaran di dunia ini, yang tersebar di semua benua, meski terbagi ke dalam berbagai ras, dan ada yang terlahir dari blasteran atau murni campuran (he, sama aja ya dengan blasteran) maksudnya berdarah murni rasnya, dan.. aku mulai gak ngerti mau nulis apa.. :D
Intinya
maksudku dengan jumlah manusia yang miliaran itu, jadi wajar dong jika banyak
di antara kita yang mirip! Kenapa ya? Padahal Tuhan kan Maha Kuasa dan Maha
Kreatif?
Waktu
itu aku sedang terkantuk-kantuk di metromini jurusan Kelapa Gading-Senen.
Jalanan sudah mulai lancar karena jam pulang kantor sudah lewat beberapa saat
yang lalu. Kuping kananku terpasang headset
yang memperdengarkan suara kocak penyiar Radio Prambors, tapi kerja seharian
ditambah kurang tidur semalamnya membuatku tak kuasa menahan kepala untuk tidak
tersender pasrah pada senderan kursi metromini.
“Senen..
Senen… Senen!” Set dah, suara kenceng si kondektur bikin ku bangun, kirain dah
nyampe Senen, tahunya lagi nyari penumpang. Pas ku mau tidur-tidur ayam lagi,
dari sudut mataku aku melihat sesosok, eh, seseorang yang sedang berjalan di
pinggir jalan yang karena melihatnya aku jadi tersenyum. Ah, suda lama aku
tidak bertemu orang itu. Gak apa-apa lah walopun bertemu secara berpapasan seperti
ini. Aku sudah hendak membuka mulut untuk memanggilnya, tapi saat metromini semakin
mendekat ke arahnya, aku baru sadar kalo dia hanya mirip dengan orang yang aku
maksud!
Haduh,
untung belum keceplosan manggil.
Aku
kembali terlena dalam tidur-tidur ayamku. Saat suara ketukan di langit-langit
metromini kembali membangunkanku. Kode penumpang mau turun, tidak terlalu keras
sih suaranya, cuman si kondektur ikut-ikutan memukul pintu metromini untuk
memberi kode kepada sang sopir agar segera menepi.
Dan
saat itulah, aku melihat sesorang yang lagi-lagi benar-benar mirip, eh apa ini
benar-benar dia ya, aku panggil aja ya? Tapi..
Metromini
makin mendekat kearahnya, cara jalannya, proporsi tubuhnya, ya ampun ternyata dia
cuman seseorang yang (cuma) benar-benar mirip temanku!
Aku
menyeka keringat yang mengucur di keningku. Satu karena Jakarta memang gerah,
dua karena aku masih tak habis pikir.
Ya
sudahlah, aku kembali pada tidur-tidur ayamku.
Melirik
jam tangan, memmbesarkan volume radio, tertawa sebentar mendengar celotehan
penyiar, dan kini perhatianku tertumbuk ke jalan raya, setelah melewati jalur
kereta api ada yang menarik lagi. Oh Tuhan, itu gak mungkin kakak perempuanku
kan? Pakaiannya, cara berjalnnya, rambut pendek tomboynya, kacamatanya… bisa saja
kan dia benar-benar kakak perempuanku? Tapi beberapa saat yang lalu aku baru saja
smsan dengannya dan jelas-jelas dia tidak sedang di Jakarta. Lagi pula ngapain
dia malam-malam jalan sendirian di jalanan Jakarta.
“Senen
abis, Senen abis, Senen abis!” Si kondektur memberikan informasi kalo Senen
sudah abis, eh maksudnya sudah sampai di Senen. Tapi pikiranku belum habis.
Kenapa aku hari ini melihat orang-orang yang begitu mirip dengan orang yang ku
kenal?
Sebenarnya
bukan kali ini saja. Cuman ini kejadiannya tiga kali berturut-turut. Kita memang selalu dibuat heran kalo melihat
orang yang mirip dengan orang yang kita kenal, atau bahkan kita sendiri yang
dibilang mirip. Aku pun pernah bahkan sering dibilang mirip siapalah. Bahkan
pernah dikejar-kejar orang karena dikira temennya, ternyata cuma mirip katanya!
Ya,
soal mirip, menurutku adalah sisi lain kehidupan yang unik.
Sekali
lagi pertanyaannya kenapa Tuhan melakukannya?
Ini jelas bukan karena Tuhan kehabisan daya kreatifnya kan? Justru mungkin karena
Tuhan Maha Kreatif, maka Dia menciptakan teka-teki di setiap ciptaannya. Dan
tugas kita adalah mencari tahu jawaban dari teka-teki itu.
No comments:
Post a Comment