Tuesday, January 15, 2013

3 Macho (Manusia Bernama Cho…); #1 Begin Story



Tersebutlah suatu ketika di suatu tempat di ujung pulau Jawa manusia-manusia bernama hampir sama; Cholis, Cholil, Cholid. Tapi, ketiganya ini beda nasib.
Ehm, ehm.. ! (Betulin kerah, pura-pura cuek diperhatikan objek yang mulai jutek)
Ketiga orang itu (ngelirik mereka lagi sebentar, lanjutin sok cuek)
Ketiga orang itu sebenarnya .. (haduh, ya deh, ya deh… aku minta maaf dulu sama kalian, tulisan ini just for fun aja koq, peace… J )
Ketiga orang ini sebenarnya saudara kembar (demi ketertiban dunia, aq pilih jalur dongeng aja deh, saking pengennya bikin artikel tentang ini ! ).
Next,
Entah terinspirasi dari mana, kenapa orang tua mereka menamai anaknya dengan nama yang menyerempet-nyerempet cabul ini (seberapa cabulnya tergantung seberapa ngeresnya pikiran kalian, :P )
Ternyata eh ternyata , setelah ditelusuri, bukan karena mereka sama-sama suka col….. colenak (nama makanan :P ), tapi itu adalah nama asli pemberian bapaknya yang blasteran tentara Amerika imigran Esthonia dan Madura berdarah campuran Sunda dan Cihua-hua, terinspirasi saat pertama kali melihat mereka lahir dari perut sang ibunda yang rutin melahirkan kembar tiga setahun lima kali, mengalahkan rekor kucing paling produktif sedunia.
Sang ayah memang orangnya suka spontan, karena acara ini dipandu Komeng yang sering gokil, halah. I mean, si ayah memang orangnya suka sesuatu yang serba instan, seperti mie, hotdog, friench fries…. Hehehe. OK, OK, kembali ke alur!
Si ayah ini kaget saat pertama kali melihat mereka lahir, karena bayi kembar tiga ini sangat berbeda, bukan hanya karena bentuk fisiknya, tapi ketiganya ini lahir dengan atribut masing-masing. Yang pertama, lahir dengan memakai kacamata, bermuka agak serius, dan seneng mikir, sampai-sampai saat mau netek pun dia mikir dulu, maka dia pun dinamakan Colis, singkatan dari Cowok penulis karena itulah yang ada di benak sang ayah saat melihat putera kembar tiganya yang lahir pertama ini.
Bayi kedua terlahir dengan memakai peci, sorban, lengkap dengan tasbih, dan mulutnya tak henti-hentinya bergumam seolah sedang berdzikir, kalo si Cholis sedikit-sedikit mikir, yang ini sedikit-sedikit dzikir, maka tanpa pikir panjang sang ayah menamainya Colil akronim dari Cowok Pedalil (tukang berdalil, maksudnya ustadz, he). Alangkah bangga sang ayah dengan anak-anak kembarnya tersebut. Sampai-sampai gak ngeh kalo sang bunda sedang berusaha mengeluarkan anak terakhir dari perutnya.
Saat itulah, saat sang ayah sedang menimang kedua anak kembarnya yang agak tak lazim itu si ayah tiba-tiba dipecut seseorang dari belakang! Alangkah terkejutnya sang ayah saat melihat siapa gerangan yang memecut itu. Iyyyyyya! Ternyata benar, yang memecutnya adalah anak kembar terakhirnya, terlahir dengan badan lebih hitam terbakar, lebih kekar, muka sangar dan lapar, kurang pintar, seperti bernafsu untuk selalu bikin onar, dengan pecut di tangan yang siap membuat bunyi cetar menggelegar. Maka, setelah sedikit bingung memikirkan nama bayi terakhir ini akhirnya sang ayah menamainya Colid, Cowok Penjilid (terinspirasi dari tukang jilid/ cambuk sebagi hukuman bagi pelaku pelanggaran di beberapa daerah).
Karena takut terkena pecutnya, sang ayahpun mulai menimang-nimangnya juga. Sambil memanggil-manggil nama-nama bayinya bergantian, sang ayah melempar-lemparkan ketiganya bergantian seperti seorang badut hiburan memainkan bola. Saking semangatnya, sang ayah tak sadar jika mengucapkan nama ketiganya dengan logat bulenya yang medok.
Iyyyyya! Anda benar, ketiga bayi itu awalnya bernama Colis, Colil dan Colid, tapi karena logat bulenya, maka jadilah terdengar Cholis, Cholil dan Cholid.
Sang ibu tentu akan setuju-setuju saja dengan usulan nama sang ayah. Tapi melihat anaknya diperlakukan tidak bayiawi, sang ibu pun pingsan disamping karena kelelahan setelah berjuang melahirkan ketiga putranya yang tak lazim itu. Tapi sebelum pingsan dia sempat mendengar ayahnya terus memanggil Cholis, Cholil dan Cholid… dan itu kembali mengingatkannya kepada anaknya yang diputar-putar suaminya, hingga dalam pingsannya dia kembali pingsan!
Sang ayah bingung bagaimana cara untuk membuat istrinya siuman (pake s ya, hehe). Dia berpikir, bahwa biasanya ikatan bathin antara ibu dan anak begitu kuat, berarti dia harus meminta bantuan ketiga anaknya yang tak lazim itu. Tapi di sisi lain dia dilema, karena untuk meminta bantuan anaknya itu dia harus memanggil nama anak-anaknya, sedangkan istrinya pasti akan pingsan dalam pingsannya yang kedua jika mendengar itu.
Hmm, sang ayah pun mulai galau, tapi setelah melihat ketiga wajah puternya itu, dia akhirnya terinspirasi sesuatu. Ya, dia menemukan solusi!
Kira-kira seperti apa solusi sang ayah?
Akankah sang istri siuman?
Dan seperti apa kelanjutan nasib 3 Macho ini?
Kita simak di episode selanjutnya!
To be continued :)


Jangan lewatkan juga serial Istigfar (Istri-istri Tiga Orang Bernama Far…)

Coming soon, hanya di blog ini !
Don’t Miss it !

Tuesday night, Januari 15th at Pandeglang.

Photo by: https://encrypted-tbn1.gstatic.com

No comments:

Post a Comment